Kamis, 04 April 2013

Younger Than Me (Chapter 1)

Diposting oleh Stefani Ekky di 20.18
“Suara apaan tuh?? Bagus amat..”
Aku berjalan menuju ke sumber suara melodi tuts-tuts piano yang mengarahkanku ke ruang serbaguna di kampus. Disana aku melihat seorang pria dengan wajah yang tampan dan meneduhkan jiwa. Tanpa sadar aku berdiri di depan ruangan melihat dirinya.
“Halo.... kok cuman  berdiri disitu” Sapanya.
Dengan terbata-bata aku menjawab “ehmm... a.. a... aku Cuma penasaran aja sama suara di koridor tadi. Aku pikir suara apaan., ternyata kamu yang main.. hehe”
“Oh gitu.... terus mau tetep berdiri disitu?” jawabnya dengan senyum yang manis.
“Gag lah. Aku mau masuk kelas dulu.. . Dah ya bye”
Tanpa melanjutkan pembicaraan aku segera membalikkan badanku dan pergi.
Aku memang suka pada segala sesuatu yang berhubungan dengan melodi. Harapan orang tuaku sih aku bisa jadi penyanyi, itulah sebabnya aku diberi nama Melody. Stella Melody, That’s my name. Impianku adalah jadi penyanyi internasional. Aku mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. By the way, aku belum punya cowok, masih trauma sama masa lalu yang buat aku enggan untuk pacaran. So, aku lebih milih buat sendiri dulu. Aku nggak tahu, Entah siapa yang nanti bisa meluluhkan hatiku. Sekarang ini, hatiku ibarat sedang aku kunci dengan gembok super besar, dan kuncinya aku buang entah dimana. Dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku yakin bahwa suatu saat kunci itu akan ditemukan oleh seorang pangeran yang bakalan jadi pendamping hidupku.

Waktu menunjukkan pukul enam sore, sudah saatnya aku buat pulang kuliah. Capek banget rasanya. Ingin segera pulang, terus makan, mandi and tidur. Seperti biasa aku harus menelpon papaku untuk jemput aku. Maklum nih, nggak bisa nyetir motor, apalagi nyetir mobil. Sambil menunggu papa, aku duduk di lobi kampus and baca majalah Internasional yang aku suka. Namun tiba-tiba ada suara yang sepertinya udah aku kenal, mengejutkanku,
“Halo cewek yang cuman berdiri di depan pintu audit??”
“Eh kamu....!” Sapa ku malu.
“Nungguin apa kamu?? Jemputan?” timpalnya
Dengan memandang badannya yang gagah aku menjawabnya “Iya. Kamu kenapa nggak pulang?”
Sambil menatapku dia berkata “Ehmmmm... ini mau pulang”
Kriiingggg Kriiingg... Suara hapeku menyapaku. Dan terlihat di display bahwa itu nomor papaku.
“Halo pah. Sampai mana?”
Dengan nada yang sedikit kecewa papaku menjawab “Maaf sayang, pekerjaan papa buaaanyak banget. kamu pulang sendiri bisa kan??
“Bisa pa.... ya udah deh aku pulang sendiri. daaaa”
Suara itu kembali bertanya “Gag jadi dijemput??”
“Iya nih. Aku harus pulang keburu malem. Udah ya.” jawabku sambil bersiap-siap untuk pergi.
“Ehhh, tunggu. Kamu nama nya sapa? Aku Trevor Anthony. Panggil aja Trevor. Aku semester 1” Teriaknya.
“Aku Melody Stela. Panggil aja Stela. Aku semester tiga. Kamu adik tingkat ternyata ya. Aku pikir udah semester enam” jawabku pelan.
Sambil berdiri dia berkata “Aku tahu, pasti karena wajahku yang udah terlihat dewasa ya? ”
“Iya”
Tanpa sempat melanjutkan, dia bertanya lagi “Kamu mau aku antar ga??”
“Ga deh. Kita kan baru kenal. Aku ga kebiasa. Thanks ya sebelumnya.”
“Oh gitu. Ya udah. Hati-hati ya”
“Oke thank you. See you” Aku berjalan meninggalkan dirinya.
Sesampai di rumah, aku mandi dan tidur, mewujudkan impian badanku yang kelihatan nya emang udah mapan untuk tidur.

Kriiiiiiiingggg..... Kriiiiiiiingggg..... Kriiiiiiiingggg.....
Alarm di hapeku menyapaku dengan bunyinya yang keras dan menunjukkan Pukul 05.00 pagi, pas banget seperti yang aku harapkan. Aku bangun kemudian berdoa sejenak untuk berterimakasih sama Tuhan, bersihin tempat tidur, mandi and bersiap-siap untuk kuliah. Aku masuk kuliah jam 8 pagi jadi agak nyantai lah. Tapi walaupun begitu ya tetap aja sih, aku harus tetep siap-siap di pagi hari, mau gimana lagi, kan aku nunut papa sampai kampus.
Aku datang di kampus jam 7 pagi. Setiap mahasiswa di kampus mau gag mau emang harus lewat Auditorium Kampus. Tapi kalau pagi gini ma adanya cuman Pak Bon aja. Selama 3 semester di Kampus ini, itu sih yang aku tahu. Kagak pernah ada mahasiswa yang serajin aku. Datang pagi-pagi nongkrong di taman kampus.
Tapi kayaknya, mulai semester tiga ini akan ada pemandangan yang berubah. Aku berjalan melewati Auditorium kampus, again and again alunan tuts piano yang indah itu mulai terdengar lagi. Langsung dalam benak ku terlintas satu nama “Trevor Anthony”. Dialah satu-satunya tersangka berubah nya pemandangan kampus di mataku.
Aku menengok ke dalam Audit dan....... taraa......Kok gag ada orang. Terus apaan dong yang bunyi. Bulu kuduk ku mulai berdiri. Aku masuk menggapai seonggok piano tua di panggung Auditorium. Sambil memegang telingaku, aku berkata, “Ah aku tadi denger kok ada suara piano.” Bulu kudukku berdiri lebih kuat, aku melangkahkan kakiku ke belakang dan berbalik. Tiba-tiba .....
 
To be continued.......

0 komentar:

Posting Komentar

 

Stefani Ekky's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review