Dari dalam
mobil keluar cowok ganteng yang sudah tersirat di benak ku, Trevor! Dia menarik
tanganku dan menggandengku untuk bersembunyi di belakang punggungnya. Sambil
menggandengku dia berteriak, “Hey....!!!!! Jangan ganggu cewek gua ya. Inget!!
Sampai lo gangguin cewek gua lagi. Mati Lo!! PERGI!!”. Para gerombolan cowok
itupun melihat Trevor dengan sedikit takut. Sepertinya mereka memang gerombolan
cowok yang cuman ngomong doang, baru digertak begitu udah kelihatan takut
banget.
“Ampun bang....
Ampun....!!! Iya bang kita pergi....!!!”
Lalu, Trevor
membawaku masuk ke mobil. Dia pun juga masuk ke mobil dan menancap gas mobilnya
dan terlihat sangat marah. Aku nggak tahu harus ngomong apa. Then, tiba-tiba
setelah beberapa meter dia menghentikan mobilnya ke tepi jalan, melihat aku dan
berkata “Aku kan sudah pernah bilang, jalanan sekitar kampus itu bahaya banget.
kamu tahu siapa mereka?” Aku pun hanya menggelengkan kepala, karena aku memang
benar-benar nggak tahu. Dia mengalihkan pandangan nya ke arah depan dan
melanjutkan perkataannya,”Mereka itu adalah sekelompok anak-anak cowok tukang
palak dan tahulah. Cewek kayak kamu itu adalah sasaran empuk mereka. Aku kan
juga pernah bilang, kalau papa nggak bisa jemput, tunggu aku aja. Ntar aku
anterin. Ngerti?”
“Trevor... aku
tu nggak mau nyusahin kamu. Lagipula kenapa aku harus nungguin kamu? Aku nggak
mau bergantung sama kamu ataupun papa. Aku bisa pulang sendiri.”
“Tapi dalam
keadaan begini kamu harusnya tahu dong, udah mau sore, hujan and sepi. Bahaya
banget ngerti nggak???!!! Sekarang lihat, kamu basah kuyup kayak gitu, gimana
kalau kamu sakit, ha?”
Melihat cara
bicara nya seperti itu aku jadi kesal banget. Aku jawab lagi dong “Kamu kok
jadi overprotective gitu sih ma aku.? Udah lah. Aku tu nggak apa-apa kalau
pulang sendiri. Beside aku mau nanya ya sama kamu, kamu bilang “cewek gue???”
We are just friend right??” Well, sebenarnya aku Cuma mau ngetes aja sih. Ya
sedikit meyakinkan hati aku gitu deh. Daripada ngambang nggak jelas.
Kemudian,
suasana hening sejenak dan dengan setengah suara Trevor menjawabku, “Hemmm. Aku
memang salah. Seharusnya sudah dari awal aku menghentikan perasaan ini. Tapi
sorry Stela, aku nggak bisa ngebendung perasaan ku lagi. Selama setahun kita
menjalin pertemanan ini, aku merasa semakin hari aku semakin sayang sama kamu.
Aku nggak tahu kenapa. Sempat aku mencoba untuk menghentikan perasaan ini. Aku
tahu kamu adalah kakak tingkatku. And it seems really weird. Hari ini, Aku
cuman pingin kamu tahu, kalau aku sangat sayang sama kamu. Aku minta maaf udah
merusak persahabatan kita. Dan lupain aja semua yang udah aku ceritain ke kamu
sore ini. Tapi please, janji sama aku untuk nggak bertindak ceroboh kayak tadi.
Jangan lupa bawa jaket walaupun nggak hujan. Dan jangan sungkan untuk ......”
“Ssssssssssssssstttttttttttttttt.....!!!!!”
Aku memegang pundaknya seraya mencoba
untuk membuatnya diam. Kejadian ini berlalu sangat natural. Tiba-tiba
dia mendekatkan bibirnya untuk bisa mendarat di bibirku. Aku hanya diam hendak
memejamkan mataku, Tapi kemudian kami berdua berhenti dan sama-sama berkata,
“Aku suka cara lama!!” Aku nggak pernah menduga kalau kami akan mengucapkan
kata-kata yang sama. Well, Cara lama adalah cara dimana tidak melakukan seks
ataupun kissing sebelum menikah. Kejadian itu memecah kan suasana. Kami berdua
tertawa dan tersenyum. Dia mulai bergerak untuk menyalakan mobilnya, kemudian
menancap gas nya dan mengantarku pulang.
Hari kemarin
adalah hari yang sangat berarti buatku. Dimana Trevor menyatakan perasaannya
yang sesungguhnya. Aku suka banget cara dia mengungkapkan isi hatinya. Terlihat
jujur banget. Hari ini, dia memberitahuku bahwa dia ingin pergi main ke rumah.
Dan nggak cuman main aja, tapi dia juga ingin minta ijin sama orang tuaku. Dia
pingin bilang kalau dia suka sama aku and ingin menjalin suatu keseriusan
denganku.
Waktu
menunjukan pukul 5 sore. Aku sudah berdandan sangat cantik untuk menyambutnya.
Semua persiapan makan malam yang biasa mama dan aku siapkan pun sudah tersedia.
Honestly, aku juga sudah beri tahu ke papa and mama akan maksud kedatangan
Trevor. Mereka pun tersenyum menunjukkan sinyal setuju. Ya....Nggak heran juga
sih, soalnya papa mama udah beberapa kali lihat Trevor. Cuman emang belum kenal
terlalu deket.
Teeeeeeett.....teeeeeeeeeeeeeeeet....
“Permisi.....”
Itu dia suara
yang udah dari tadi aku tunggu-tunggu. Aku segera bergegas ke pintu depan dan
membukakannya pintu. Dengan senyum yang manis dan parasnya yang tampan, dia
menundukkan badannya,memegang dan mencium tanganku lalu menyapaku, “Good
evening My beautiful girl...!”. Senyuman indah yang sengaja ku ukir di wajahku
pun kulemparkan kepadanya lalu berkata, “Good evening my handsome one, please
come in. I have been already missing you.”
Kemudian dia
masuk dan menyapa setiap keluargaku. Papa dan mamaku dengan senyum yang hangat,
menyapanya dan bergegas menyuruh semua orang untuk menuju ke ruang makan.
“Oke, siapa
yang mau pimpin doa makan?” kata papaku.
“Aku.. aku aja
pa...” Kata adikku yang terlihat sangat semangat untuk berdoa.
“Josh pinter
ya. Oke ayo berdoa!” Sahut mamaku.
Kemudian Josh
melanjutkan tugasnya, “Tuhan ... Kami semua mau makan. Berkati makanan kami ya.
Makasih Tuhan, Amin!”
Mendengar cara
berdoanya yang lucu, kami semua pun tertawa lepas dan bergegas untuk makan.
Josh memang anak yang pintar. Meskipun baru berumur 6 tahun, tapi dia sudah
mengerti banyak hal.
“Nama kamu
Trevor ya?” Tanya papaku.
“Iya om...!”
“Kata Stela,
kamu adik tingkatnya dia ya? Kamu kerja apa?” Sahut papaku.
Dengan
tersenyum Trevor menjawab, “Waduh om.. tanyanya banyak banget. Iya, saya adik
tingkatnya Stela. Cuman sebenarnya saya berumur 24 tahun. Saya udah kerja
sebagai Direktur Utama di PT. Excellent Kings. Perusahaan saya bergerak di
bidang arsitektur. Sebelumnya udah dapet gelar juga sebagai arsitek, tapi
pingin nambah gelar eh terus ketemu deh ama Stela.”
“O... begitu,
ya udah makan dulu aja. Ngomong nya ntar aja. Dirasakan tuh, makanan mama enak
nggak?” kata mamaku.
“Mama??? Kok
mama??? Kak Trevor kan bukan anak mama?” sahut Josh.
Sambil membelai
kepala Josh mamaku menjawab, “ahahahaha. Josh sayang, Kak Trevor kan ntar juga
jadi kakak mu. Ntar mama juga akan jadi mamanya kak Trevor.”
Sambil melihat
ke arah Trevor, Josh membalas, “Kok nggak ijin dulu sih sama Josh???”
Mendengar
kata-kata Josh, kami semua tertawa terbahak-bahak.
Kemudian
suasana menjadi hening setelah kata-kata Trevor keluar dari mulutnya, “Maaf,
berarti dengan kata lain, saya sudah diterima di keluarga ini?”
Dengan serius
papa ku menjawab,”Begini Trevor, kami memang sudah mengerti maksud kedatangan
mu. Kami juga sudah mengerti sedikit melalui perkenalanmu tadi. Tapi, kami juga
ingin menanyakan suatu hal. Apakah kamu benar-benar serius dengan Stela? Apa
sudah kamu pikir matang-matang? Kami tidak ingin ada seorang pun menyakiti anak
kami Stela. Kamu pasti juga sudah tahu, bahwa dia pernah disakiti oleh seorang
pria yang tidak bertanggung jawab. Dia juga memiliki sedikit trauma akan itu.
Lagipula, Stela juga masih berumur 19 tahun.”
“Soal itu saya
sudah pikirkan dengan matang om. Om juga bisa memegang janji saya. Selama satu
tahun ini kami menjalin pertemanan, saya sudah sedikit banyak tahu tentang
karakter Stela. Mulai dari kejelekannya, kebaikannya bahkan semua hobby nya pun
saya tahu om. Saya yakin Stela pun juga sudah mengenal saya. Namun, jika
sekiranya Om dan tante menginginkan sebuah bukti akan keseriusan saya, dengan
senang hati saya akan berlaku serius. Jadi dengan kedatangan saya kesini, saya
meminta ijin om dan tante, untuk meminta Stela menjadi pendamping hidup saya.”
Jawab Trevor yang sangat bijaksana.
Kemudian,
suasana hening sejenak dan papaku mulai berbicara lagi, “Oke. Kami lihat kamu
sangat serius. Kami berikan kamu ijin tapi dengan syarat, pernikahan akan
dilaksanakan setelah Stela dan kamu lulus kuliah. Kebahagiaan Stela adalah yang
terutama bagi kami. Jangan pernah menyakiti anak kami.”
“Baik om. Kami
juga tidak terburu-buru untuk menikah. Terimakasih atas ijin Om dan tante. Saya
akan mempertanggungjawabkan kebahagiaan berlian yang sudah Om dan tante
berikan.” Sahut Trevor.
Melihat situasi
yang begitu serius, aku lalu berkata, “ Udah yuk, aku lihat udah pada selesai
makan ya? Habis ini kita nyanyi-nyanyi ya... Josh setuju???”
“Setujuuuuu.......”
Teriak Josh.
Kemudian kami
kembali tertawa terbahak-bahak. Setelah itu aku dan mama membersihkan meja
makan, dan kami semua bergegas pergi ke ruang keluarga untuk benyanyi bersama.
Trevor mengambil posisi piano, papaku mengambil posisi gitar, aku mama dan Josh
sebagai penyanyi nya. Malam itu kami habis kan dengan bernyanyi bersama. Ketika
waktu menunjukkan pukul 9, papaku menghentikan kegiatan kami dan kembali
menanyai Trevor. “
“Trevor, kamu
gag pulang? Kalau keluarga mu nyariin gimana?”
“Nggak papa om.
Keluarga saya ada di Jerman semua. Saya sendiri yang di Indonesia bersama kakak
perempuan saya.” Jawab Trevor.
Kemudian papaku
melanjutkan wejangannya kembali, “Oh begitu! By the way satu lagi, kalian bedua
boleh pergi jalan-jalan, tapi kamu Trevor harus mengembalikan Stela paling
lambat jam 10 malam. Terus apa keluarga kamu sudah tahu soal hal ini?”
“Baik om.
Keluarga saya sudah tahu tentang hal ini. bulan depan mereka akan pulang ke
Indonesia selama satu minggu, begitu mereka di Indonesia, saya akan bawa mereka
kesini.”
“Oke hal ini
jadi semakin jelas” jawab papaku
“Ya sudah saya
pulang dulu, Terimakasih atas semuanya ya om dan tante.”
“Trevor, mulai
sekarang panggil kami papa dan mama ya. and hati-hati di jalan” sahut mama.
“Hahahahaha.
Oke ma...”
Setelah
bersalaman dengan papa dan mamaku, aku mengantarkan Trevor ke mobilnya.
“Begitu sampai
rumah, kabarin aku ya...” Jawabku.
“Oke sayang.
Makasih ya. Keluarga mu keren. Sama kayak keluarga ku. Aku pulang dulu ya.
daaa.... I Love You”
“Love you too”
Jawabku mesra.
Trevor masuk ke
mobil dan menancap gasnya, kemudian dia pergi meninggalkan rumahku.
Sekitar
setengah jam kemudian Trevor mengabari ku bahwa ia sudah berada di kamarnya.
Kemudian dia mengucapkan selamat tidur untukku. Malam itu adalah malam yang
sangat indah. Malam yang takkan pernah aku lupakan. Sejak pertama kali aku
bertemu dengannya, Trevor selalu memberikan moment-moment indah yang tak pernah
aku lupakan. I love him so much.
To be continued.....